Betang Damang Batu Atau Betang Tumbang Anoi Betang Damang Batu atau dikenal juga dengan Betang Tumbang Anoi merupakan saksi bisu Rapat Perdamaian Tumbang Anoi pada Tahun 1894, yang di fasilitasi oleh pihak Belanda. Damang Batu adalah Kepala Suku OT Danum yang tempatnya bersedia untuk dijadikan lokasi rapat. Rapat Perdamaian ini berlangsung selama dua bulan yaitu dari tanggal 22 Mei sampai dengan 24 Juli 1894 dan dihadiri oleh 800-1000 orang suku-suku Dayak se Borneo (Kalimantan) dan sejumlah Pejabat Kolonial Belanda. Rapat ini menghasilkan: 1. Mengakhiri Tradisi Kayau (Potong Kepala) 2. Menghentikan Jipen (Perbudakan) 3. Menjalankan Hukum Adat Dayak. Pada antara Bulan Agustus - September 1927 Betang Tumbang Anoi terbakar, dan pada Tahun 1930 atas kesepakatan keluarga dan masyarakat Desa , demi keamanan bersama maka bangunan betang yang terbakar di bongkar dan puing-puingya diletakkan di bawah tiang-tiang yang masih berdiri sampai sekarang...